Selasa, 24 Februari 2009

Asuransi atau DINAR????

Masyarakat mungkin sudah banyak tahu tentang berbagai macam produk asuransi. asuransi pendidikan, kesehatan, kendaraan atau apalah namanya. pihak pemasaran asuransi berlomba-lomba menyakinkan konsumen agar mengikuti program sauransinya. begitupun saya. hari ini, 25 Februari 2009 saya mendapatkan surat elektronik (email) yang intinya menawarkan asuransi. beberapa waktu lalu saya juga ditawari oleh teman saya yang bekerja di salah satu perusahaan asuransi, ia menawarkan asuransi pendidikan untuk anak saya. namun saya menolaknya. saya menjelaskan bahwa saya telah mempersiapkan biaya pendidikan dengan memakai dinar. mengapa saya memakai dinar untuk pendidikan anak saya? jawabannya sangat sederhana, karena nilai Dinar sangat stabil. kenapa demikian. pada tahun 2007 saat itu biaya masuk sekolah Taman Kanak-kanak sekitar Rp. 2.500.000 dan masuk SDIT di daerah bekasi sekitar Rp. 6.500.000. saat ini tahun 2009 masuk TK yang sama Rp. 3.500.000 dan SDIT yang sama Rp. Rp. 8.000.000. lalu kita konversikan dengan nilai dinar. Dinar pada tahun 2007 1 dinar emas = Rp. 950.000 jadi untuk masuk sekolah TK paling tidak 3 Dinar (masih lebih sekitar Rp. 250.000) dan sekolah SD 7 Dinar (berlebih Rp. 650.000). Ditahun 2009 saat ini nilai tukar dinar Rp. 1.576.411 berarti untuk masuk sekolah TK membutuhkan 3 Dinar (masih berlebih sekitar Rp. 1.200.000) dan masuk SD membutuhkan 6 Dinar (berlebih Rp. 1.450.000) disini telah membuktikan bahwa nilai dinar lebih stabil dan cenderung meningkat dari nilai rupiah kita. serta dari segi syar'i kita juga terlindung dari hutang. bukankah Rosulullah melarang kita untuk berhutang. kemudian tidak ada orang yang menjamin kita untuk hidup terus setelah melunasi segala premi asuransi. kalau kita tiba-tiba dipanggil oleh Allah SWT sementara hutang premi kita belum lunas. maka kita meninggal masih menanggung hutang.
Dinar telah membuktikan betapa stabilnya nilai dinar. kini semua kembali kepada pembaca. apakah ingin selamanya berhutang atau mulai saat ini kita mulai mengkonversikan rupiah kita untuk masa depan anak-anak kita, keluarga kita. agar lebih tentram dan menyejahterakan serta bebas dari segala RIBA. Wallahu'alam

Tidak ada komentar:

Posting Komentar